Rabu, 01 Mei 2013

Selasa, 29 Maret 2011

konflik internal PKS.

Konflik internal PKS yang melibatkan yusuf supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan sebelum berubah menjadi PKS, dengan sejumlah petinggi partai menyedot perhatian politik nasional. Konflik ini bermula dari pemecatan yusuf Supendi dari keanggotaan partai yang didirikannya sendiri. Tidak jelas sebab musabab pemecatan itu, hanya saja dari pihak internal partai menyebutkan “"Kami tidak akan membuka aib saudara sendiri," demikian Anis Matta sekjen PKS menuturkan pada Tempo Interaktif.com.

Rabu, 16 Maret 2011

selamat jalan ayah kami...


setelah pulang mondok diakhir 90an awal tahun 2000an. praktis belajar ngajiku berhenti. tak lagi membuka kitab untuk belajar ngaji sama kiai, walau kiai di sekitar kampungku. saat2 pertama menginjakkan kaki untuk hidup kembali berdampingan dengan orang tua yang tinggal satu2nya, karena ditahun 94an ibuku yg paling terkasih dipanggil Allah, sangat berbeda katika berdampingan dengan lingkungan pesantren. aku merasa bahwa orang tuaku begitu berat bekerja untuk mencukupi kebutuhan beberapa adikku yg masih di pesantren. namun apa yg bisa aku berikan untuknya sementara dunia kerja aku belum berpengalaman.di rumah benar2 aku merasakan betapa pontang-panting ayahku yg semakin tua mencari rizki. belum lagi kebutuhan hidup adik2ku dipondok yang semakin membengkak sejalan naiknya semua kebutuhan hidup dipesantren.

namun pengenalanku dan pergumulanku dengan ayah disaat aku dewasa setelah pulang pesantren justru merubah kesanku selama ini tentang beratnya beban hidup beliau. bila sementara ini aku menganggap bahwa hidup yg dijalani orang tuaku begitu berat dengan jumlah keluarga yang termasuk besar, ternyata selama ini cara beliau menjalani kehidupannya begitu mengalir. meski tuntutan yg terus mendesak tidak berarti beliau melupakan hal yg paling esensial yang harus dituju. dari sinilah aku mulai mengenal siapa sejatinya ayahku. apa yang beliau cari dalam hidup beliau? bagaimana sikap beliau dalam menjalani kehidupan? dan bagaimana pandangan beliau tantang nilai2 agama?

Minggu, 22 Agustus 2010

Presiden tiga periode kemaruk kekuasaan

Kekuasaan cenderung koruptif mungkin itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan situasi kekinian di istana. Bagaimana tidak, disela-sela upacara hari kemerdekaan para undangan mendapat souvenir yang berisi buku dan majalah tentang ibu ani yudoyono dan agus yudoyono. Tentu saja hal ini mengundang reaksi public bahwa SBY sedang membangun citra sekaigus trah keluarga yudoyono sebagai pemimpin nasional. Bukan hanya itu disinyalir bahwa pembagian buku tersebut menggunakan dana APBN.
Begitu pula demi kekuasaan Ruhut sitompul, kabid humas dan media massa partai Democrat, menghembuskan wacana presiden tiga periode dengan pertimbangan bahwa kepemimpinan Presiden SBY masih dibutuhkan hingga 10 tahun kedepan. Tentu saja statement “Poltak” mengundang opini masyakat bahwa SBY masih bernafsu untuk menjabat presiden untuk satu periode lagi meskipun amandemen UUD mengamanatkan hanya dua periode untuk jabatan Presiden. Yang menjadi pertanyaannya dalam kapasitas apa seorang Ruhut melontarkan usulan “berani" itu? Apakah statement kontroversial semacam itu lolos dari sensor SBY yang notabene Ketum Pembina PD serta target politik apa yang sedang dijajaki oleh SBY dengan partai Demokratnya?.
Sebagai Ketum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menegaskan bahwa usulan itu merupakan pendapat pribadi Ruhut dan bukan sikap partai Demokrat. “Sebaliknya, dua periode adalah yang terbaik dan harus ditradisikan dalam demokrasi kita,”demikian tangkis Anas. Sejalan dengan Anas, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan bahwa partai akan memberikan teguran kepada ruhut Sitompul yang melontarkan wacana perpanjangan masa jabatan presiden.

Rabu, 18 Agustus 2010

Membuka cakrawala dengan membaca

Satu saat kepada istriku kuberikan pertanyaan,” apakah setiap orang yang hafal Al-Qur’an itu otomatis memahami seluruh makna Al-Qur’an?” istriku menjawab,” tidak secara otomatis hafidz Al-Qur’an memahami seluruh makna yang terkandung didalamnya. Dia tetap harus belajar lagi tafsir Al-Qur’an kalau ingin menggali maknanya. Dia juga masih perlu belajar ilmu-ilmu yang mendukung ilmu tafsir: ilmu nahwu, shorof, balaghoh, mantiq, juga ilmu-ilmu lainnya yang menambah wawasan qur’an.
Kemudian pertanyaan lanjutan kulontarkan padanya,” apakah orang yang berbahasa Indonesia lancar lagi fasih secara gramatikal juga otomatis mengetahui banyak pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu yang ditulis berbahasa Indonesia seperti: sejarah Indonesia, filsafat pancasila, geografi, sosiologi-antropologi, ideologi, bahkan sejarah dunia dan orang-orang terkenal?

Minggu, 08 Agustus 2010

Ramadhan, Momentum Tobat Sesaat?

Ramadhan sebentar lagi tiba. Kaum muslimin akan menunaikan salah satu dari lima rukun islam yaitu puasa yang menurut makna syariat berarti menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan ibadah puasa hingga waktu maghrib tiba selama satu bulan penuh. Sementara untuk menghidupkan suasana ramadhan, pada malam harinya sholat Tarawih, qiyamul lail, tadarus al-Qur’an selama satu bulan penuh akan menghiasi hari-hari selama bulan suci itu. Itu semua dalam al-Qur’an dimaksudkan agar orang menjalankan ibadah puasa itu dapat meraih derajat taqwa,…. la’allakum tattaqun: agar kalian semua menjadi bertaqwa(QS:2:183)
Sebagai ibadah yang aktifitas utamanya adalah menahan diri dari hal-hal yang dapat merusak nilai puasa seperti makan-minum, berhubungan suami-istri di siang hari, mengumpat, ghibah, berpuasa merupakan benteng diri(junnah).
Rasul bersabda : Puasa itu merupakan benteng(junnah). Jika salah seorang diantara kamu berpuasa janganlah ia berkata keji dan mencaci maki…,Al-Hadits
Namun demikian apa yang sering kita saksikan justru menunjukkan sebaliknya. Puasa sering kali dimaknai sebatas ibadah pen-“suci”-an dari dalam tanda kutip. Momentum ramadhan dijadikan ajang pertobatan semu atas dosa-dosa yang telah lalu. Sebagai contoh pekerja seni, yang biasa tidak mengindahkan kaidah-kaidah agama dalam karya seni mereka(iklan,filmsinetron)dan lebih banyak unsur eksploitasi aurat dan kekerasan rumahtangga, seperti tahu diri saatnya jeda sejenak selama bulan ramadhan. Tiba-tiba wajah-wajah selebritis tampak shaleh,religious dengan dandanan serba islami.
Stasiun televisi dimana-mana berlomba-lomba memproduksi sinetron bertemakan ramadhan yang ditayangkan pada waktu menjelang buka puasa, dimana jam-jam tersebut merupakan prime time stasiun televise. Perlu diingat bahwa selama ini -diluar bulan ramadhan- justru waktu prime time merupakan saat yang tepat untuk menayangkan film sinetron, film kartun, yang banyak menyita waktu bukan saja para orang dewasa melainkan juga anak-anak dibawah umur, yang pada akhirnya membiasakan mereka dari abai menjalankan ibadah sholat maghrib. Pada saat itu bukan saja orang tua abai terhadap kewajiban ibadah lebih parah lagi mereka justru menemani anak-anak mereka menonton televise sementara masjid kosong dari jama’ah sholat.
Seolah-olah dengan menampilkan senetron ramadhan stasiun televise telah ikut menyemarakkan dakwah dan syiar ramadhan kepada masyarakat sekaligus ajang “tobat” karena selama sebelas bulan sebelumnya hampir seluruh menu acara televise berisi hiburan.
Begitu pula wajah-wajah public figur (baca: pejabat) rakyat kita yang terhormat baik di lembaga eksekutif, legislative maupun yudikatif setali tiga uang selama bulan ramadhan. mereka “khusuk" menjalani ibadah puasa ramadhan. Kalau sebelumnya berita yang sering kita dengar tentang mereka dimedia massa tidak pernah jauh dari KKN, mengabaikan aspirasi rakyat, tiba-tiba saja mereka lengket dengan rakyat kecil. Kegiatan-kegiatan keagamaan mereka ikuti, santunan orang-orang miskin anak yatim, padahal selama ini banyak kebijakan-kebijakan mereka yang menyengsarakan rakyat dan hanya demi kepentingan kelompok elit tertentu.
Inikah yang dinamakan tobat sesaat dibulan ramadhan? Setelah ramadhan selesai berarti selesai juga “kekhusukan” ritual ramadahan. Semua kembali seperti sedia kala. Berlalunya ramadhan lewat pula kedekatan pejabat dengan rakyat, artis tampil seronok, berciuman dengan dengan pria bukan suaminya didepan kamera, iklan mengeksploitasi tubuh dan seorang ibu menemani anaknya nonton TV saat sholat maghrib tiba.
Hal demikian disebabkan cara kita memahami hakikat puasa bulan ramadhan yang masih parsial. Masyarakat pada umumnya memahami puasa sebatas menahan diri dari makan-minum dan ritualitas ramadhan sebagai syiar simbolis pengisi kegiatan ramadhan. Ramadhan seolah nilai-niainya tidak terkait dengan bulan-bulan diluar ramadhan.
Mereka umumnya tidak memahami bahwa makna menahan makan-minum bukan saja menahan memakan makanan dan minuman yang dihasilkan dari kerja halal kita, lebih penting lagi menahan diri memakan harta yang bukan milik sah kita. Al-Qur’an tegas menyatakan :
“Walaa ta’kuluu amwalakum bainakum bil bathil….”(QS:2:188)
“Dan janganlah kalian semua memperoleh (untuk digunakan mencari makanan-dan minuman) harta diantara kalian dengan cara bathil…”
Dari ayat diatas logika sederhana menyatakan haramnya makan-minum dari hasil usaha halal kita di saat buka dan sahur, tentu asaddu haraman apabila kita memakan hasil usaha yang bathil untuk buka dan sahur kita. Begitu pula seperti sabda nabi bahwa puasa sebagai benteng diri (junnah) bagi orang islam, mestinya juga sebagai benteng diri -diluar ramadhan- dari dorongan untuk mengambil harta secara bathil seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Inilah mengapa ketika ramadhan selesai sedikit sekali kita menangisi kepergiannya. Diam-diam dalam diri kita menghendaki ramadhan segera berakhir. Bahkan sebaliknya ramadhan sedemikian menjadi beban selama menjalaninya sebulan penuh.
Dan akhirnya harapan untuk mencapai derajat muttaqin seperti yang harapkan Al-Qur’an tinggal harapan yang akan terulang kembali di tahun depan. Demikian seterusnya kita tidak akan sampai pada makna sesungguhnya bulan ramadhan. oleh karena itu mari kita sambut ramadhan kali ini benar-benar dalam rangka memperbaiki diri hari ini dan seterusnya, amiin.

Minggu, 18 Juli 2010

Kemanusiaan dalam Agama

Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada kecuali jika mereka berpegang pada tali(agama)Allah dan tali(perjanjian) dengan manusia…Q.S:Ali Imran:112.
Islam memberikan pelajaran penting bahwa kebahagiaan sejati itu apabila umat islam secara teguh berpegang pada tali Allah dan tali kemanusiaan. Pada tali Allah berarti sepenuhnya beribadah karena semata-mata penghambaan diri padaNya, bukan karena menginginkan harta, jabatan, ataupun kepentingan lainnya yang bersifat dunia. Adapun tali kemanusiaan merupakan realisasi dari rasa keagamaan yang muncul dari dalam sanubari orang yang beriman. Tanpa salah satu dari keduanya maka bukanlah kebahagiaan melainkan justru kehinaan yang kita dapati sebagaimana ayat diatas.
Tenggelam dalam ibadah ritual sembari acuh terhadap lingkungan social justru hanya akan menimbulkan aleniasi diri dari lingkungan tempat kita tinggal. Sementara mengabaikan hubungan vertical dengan Tuhan karena terlalu sibuk maka hal yang demikian tidaklah bernilai dihadapan Tuhan.
Dikatakan dalam satu ayat “ wahai manusia sesungguhnya Kami ciptakan kalian dari jenis laki-laki dan wanita dan kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulya diantara kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian”.
Secara tepat ayat diatas menunjukkan pesan penting agama dalam pesan kemanusiaan yang terdapat pada ungkapan ta’aruf(saling mengenal) dan atqokum( paling takwa diantara kalian). Pada kata ta’aruf jelas dimaksudkan bahwa salah satu tujuan penting diciptakannya manusia adalah untuk saling menjalin hubungan agar kehidupan manusia tetap berlangsung yang didalamnya itu tercipta saling membutuhkan diantara mereka, kaya-miskin, tua-muda, barat-timur, maupun pria-wanita, Palestina-Indonesia.
Seperti yang digambarkan ayat lain:“kami angkat sebagian derajat mereka atas yang lain agar sebagian mereka menjadikan sebagian yang lain sebagai penolong”, dan sebaiknya agar terhindar situasi seperti yang digambarkan ayat:” agar tidak terjadi harta (boleh jadi harta itu berupa kedudukan politik,sosial, maupun akses) itu senantiasa berputar diantara orang-orang yang kaya diantara kalian”.
Adapun pengertian “atqokum” itu bahwa nilai yang diukur dalam diri seseorang adalah ketakqwaan dihadapan Allah. Dalam konteks ta’aruf, pengertian takwa diatas tentu saja adalah nilai-nilai taqwa yang melandasi setiap manusia dalam membangun hubungan social sehingga membentuk suasana harmoni diantara sesama.
Nabi sendiri pada satu kesempatan menyatakan dalam sabdanya:” Sebaik-baik manusia itu mereka yang paling bermanfaat buat sesama”. Hadis ini menyeruhkan nilai universal kemanusian yang yang dibungkus dalam anjuran Nabi tentang hidup bermanfaat: seruan untuk hidup social, hidup bermasyarakat, sehingga tidak lagi dalam kehidupan ada sekelompok manusia yang yang terpisah dalam pergaulan global.


Ketika Nabi sampai di Madina (dahulu bernama Yasrib)termasuk hal pertama yang beliau lakukan adalah menyatukan klan-klan yang ada disana dalam bingkai kemanusiaan yaitu piagam Madina, Madina charter. Piagam Madina atau Konstitusi Madina ini bersifat mengikat antar anggota masyarakat tanpa memandang latar belakang primordialnya. Setiap anggota masyarakat Madina memiliki hak- kewajiban yang sama dan setara dihadapan hukum piagam Madina .
montgomery watt dalam bukunya muhammad at madina menyatakan bahwa salah satu pasal penting yang menyebutkan kesetaraan kedudukan komunitas madina:
Kaum yahudi menanggung beban biaya bersama kaum beriman (muslim) selama mereka menghadapi peperangan, dan bahwa kaum yahudi bani ‘Auf adalah satu umat bersama kaum beriman. Bagi kaum yahudi agama mereka dan bagi kaum muslim agama mereka.
Tindakan-tindakan Nabi selanjutnya dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan adalah menghapus perbudakaan dengan system memerdekakan budak (itqur roqobah). Penghapusan perbudakan itu masuk dalam system hukum syari’at islam. Dapat kita menjumpai dibanyak ayat-ayat Al-Qur’an yang tegas menyatakan kewajiban hukum memerdekaan budak bagi orang yang melanggar aturan agama seperti yang termaktub dalam ayat-ayat tentang qotl(pembunuhan), ayat-ayat sumpah, dll. Makanya tidak heran ketika akhir masa ke-Nabi-an beliau sudah tak terhitung jumlah budak yang merdeka.
Bahkan lebih dari itu cara beliau mengangkat kedudukan eks budak dalam pergaulan sangat mengagumkan. Sahabat Bilal merupakan eks budak berkulit hitam pertama yang mengumandankan Azan.azannya Bilal bukan semata-mata kualifikasi suara yang dimilikinya karena tidak sedikit sahabat yang juga memiliki suara bagus. dalam hal ini praktek Nabi, telah menghapuskan segala latar belakang apapun baik status, etnis, maupun warna kulit. Satu-satunya ukuran yang dipakai adalah kemanusiaan dalam payung islam.
Demikianlah bahwa Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. nilai asasi yang dibawa manusia sejak kelahirannya. Islam sangat mengecam tindakan apapun yang bertujuan merobohkan nilai kemanusiaan yang coba dilakukan oleh siapapun. Bukti tindakan perindungan islam terhadap kemanusiaan yaitu bahwa perlindungan terhadap kehidupan seseorang sama dengan perlindungan terhadap seluruh umat manusia. Sebaliknya tindakan menghilangkan satu nyawa manusia sama halnya menghilangkan kesempatan hidup seluruh umat manusia.
Bahkan dalam hal keyakinanpun islam tegas menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam hal agama. Seseorang dipersilahkan menentukan pilihan keyakinan masing-masing secara bebas tanpa ada unsur penekanan. Islam, dalam hal ini rasul, hanya sebatas menyampaikan hal yang benar kepada manusia. Selebihnya keputusan ada ditangan mereka masing-masing apakah menerima islam ataukah tidak.
Itulah nilai-nilai kemanusiaan yang diangkat oleh islam dari dalam lumpur peradaban manusia. Nilai yang lama redup bahkan mungkin hilang akibat dari penindasan manusia atas manusia. Nabi disaat khutbah wada’nya menyatakan bahwa darah, harta, dan kehormatan manusia adalah haram bagi sesamanya. Tidak ada lagi seseorang tanpa alasan yang benar menumpahkan darah saudaranya ataupun mengambil hartanya bahkan melecehkan kehormatannya.