Rabu, 16 Maret 2011

selamat jalan ayah kami...


setelah pulang mondok diakhir 90an awal tahun 2000an. praktis belajar ngajiku berhenti. tak lagi membuka kitab untuk belajar ngaji sama kiai, walau kiai di sekitar kampungku. saat2 pertama menginjakkan kaki untuk hidup kembali berdampingan dengan orang tua yang tinggal satu2nya, karena ditahun 94an ibuku yg paling terkasih dipanggil Allah, sangat berbeda katika berdampingan dengan lingkungan pesantren. aku merasa bahwa orang tuaku begitu berat bekerja untuk mencukupi kebutuhan beberapa adikku yg masih di pesantren. namun apa yg bisa aku berikan untuknya sementara dunia kerja aku belum berpengalaman.di rumah benar2 aku merasakan betapa pontang-panting ayahku yg semakin tua mencari rizki. belum lagi kebutuhan hidup adik2ku dipondok yang semakin membengkak sejalan naiknya semua kebutuhan hidup dipesantren.

namun pengenalanku dan pergumulanku dengan ayah disaat aku dewasa setelah pulang pesantren justru merubah kesanku selama ini tentang beratnya beban hidup beliau. bila sementara ini aku menganggap bahwa hidup yg dijalani orang tuaku begitu berat dengan jumlah keluarga yang termasuk besar, ternyata selama ini cara beliau menjalani kehidupannya begitu mengalir. meski tuntutan yg terus mendesak tidak berarti beliau melupakan hal yg paling esensial yang harus dituju. dari sinilah aku mulai mengenal siapa sejatinya ayahku. apa yang beliau cari dalam hidup beliau? bagaimana sikap beliau dalam menjalani kehidupan? dan bagaimana pandangan beliau tantang nilai2 agama?

dalam kesempatan ber-bincang2 senantiasa ayahku, yg cuman lulusan SD dan hanya setahun nyantri di pesantren darul ulum jombang dibawah asuhan KH Musta'in Romli, menyelipkan pendidikan tentang kehidupan. aku paham bahwa beliau tidak memahami ayat2 alqur'an, sejarah islam , apalagi cara menafsirkan.., namun dalam perbincangan ringan itu ada sesuatu yg luar biasa. ayahku senantiasa merujuk pengalaman hidupnya bahkan wejangan kiai2 yang pernah beliau dapatkan ketika sowan. satu contoh ketika itu ayah bertanya padaku, harta yang baik itu diperuntukkan untuk siapa? belum menjawab.., ayah bercerita bahwa ketika sowan ke ndalem KH Ali Ma'sum krapyak mendapatkan pertanyaan itu,dan menjawab bahwa harta yang baik itu diperuntukkan diri sendiri!!maksudnya difungsikan untuk ibadah yang pahalanya akan kembali pada dirinya sendiri..

ayah juga pernah bercerita bahwa ketika satu saat melihat acara MTQ nasional di TVRI, ayah beliau(kakek saya) menitipkan amanah padanya(ayahku) sambil menunjuk salah satu cucunya waktu itu(kakak saya) " ini harus kau didik menjadi seperti mereka( orang yang hafal qur'an), pondokkan mereka, kalau perlu habiskan semua harta yang kamu miliki..!!alhamdulillah semua harta itu ditasarufkan untuk biaya pendidikan pesantren dan sekarang benar2 habis, seperti ucapan kakek saya. ayah betul2 menjalankan amanah orang tua nya untuk memondokkan semua anaknya agar mereka dekat dengan agama, Al-Qur'an, dan dekat dengan para ulama'.

yang paling aku sukai dalam sehari2 bersama ayah adalah ketika bicara tentang kehidupan!! tidak kurang2 kalimat sederhana " ketemune urip iku ng ndi( hidup itu titik temunya dimana)???" itu diulang2. kaya'nya ayah ingin agar aku benar2 tau apa sih yang aku cari dalam kehidupan ini!!?? mengapa demikian aku suka?? karena senantiasa tamsil2 pengalaman hidup beliau yang dipaparkan padaku. tuh lihat!!?? katanya, kalo sudah mati bawa apa?? cuman kain putih beberapa meter!! hidup itu" lanjut ayah, tauhid yang harus dicari!!! iman pada Allah!! klo kamu bisa, hebat!!, bila kamu bertauhid, segala macam problem hidup kembalikan padaNya, maka kamu enteng(ringan!!)

beberapa tahun kemarin ayah,beliau lepas setelah sakit stroke, memegang kegiatan sema'an Al-Qur'an. dengan tanpa malu keliling mencari donatur tetangga kaya untuk menyemarakkan kegiatan rutin bulanan.kami anak2nya sebenarnya nggak tega meihat ayah masuk rumah tetangga, menjajakan acara sema'an ini. kami takut mereka tidak antusias menanggapi ayah. aku juga semula berfikir" ahh ayah ada2 saja cara mempromosikan anaknya yang (kebetulan) hapal(2an) Qur'an. apalagi bila bulan Ramadan tiba, jauh hari ayah menyiapkan "THR" teman hafizh. sama seperti biasanya keliling mengetuk rumah tetangga dan kenalan beliau, barangkali mau meringankan dan menyenangkan hati teman2 hafizh di penghujung ramadan. namun ternyata aku salah!! ayah bilang " besok klo saya mati saya akan gandolan, nunut para orang yang hafal qur'an!!

puncakkan setelah hari ied fitri semua anak2nya dikumpulkan. ayah bilang" tanah yang dibelakang itu milik ayah, akan ayah berikan untuk kepentingan mengaji. ayah pengin dibangunkan rumah sederhana dan dipake' ngaji anak2 kampung. tanah itu tidak diwaris. ayah tidak tahu apakah amal2 ayah yang dulu diterima Allah, bila tidak..ayah sangu opo( bawa bekal) apa?? makanya tanah itulah yang akan ayah pake' untuk mengahap Allah kelak!!semua dari kita sepakat dan meng-iya-kan keinginan ayah.

kini pelajaran kehidupan ayahku itu selesai dengan meninggalnya beliau. senin siang tepat saat azan dhuhur mengumandan memanggil umat islam sholat, ayah dipanggil menghadapNya. telah dicukupkan garis perjalanan hidup yang beliau tempuh dan jalani. kami anak2nya hanya mengiringi hingga liang lahat. selamat jalan ayah semoga semua pelajaran hidupmu jadi pegangan kami anak2mu dan dapat meneruskan apa yang ayah cita2kan. selamat bertemu ibu yang mendahuluimu, jg kakek dan semua keluarga yang mendahului ayah. semoga Allah mengampuni kesalahan ayah, melapangkan kuburan ayah, menyelamatkan segala macam pertanyaan kubur, dan menerima amal2 baik ayah, khususnya pada kami anak2mu. Allahummah firlahu warhamhu wa aafihi wa'fu anhu..amiin. ayaaaahh!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar