Selasa, 29 Maret 2011

konflik internal PKS.

Konflik internal PKS yang melibatkan yusuf supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan sebelum berubah menjadi PKS, dengan sejumlah petinggi partai menyedot perhatian politik nasional. Konflik ini bermula dari pemecatan yusuf Supendi dari keanggotaan partai yang didirikannya sendiri. Tidak jelas sebab musabab pemecatan itu, hanya saja dari pihak internal partai menyebutkan “"Kami tidak akan membuka aib saudara sendiri," demikian Anis Matta sekjen PKS menuturkan pada Tempo Interaktif.com.


Seperti diketahui PKS merupakan partai yang nyaris tanpa konflik selama ini. Partai yang mangklaim sebagai partai Dakwah ini memiliki tren bagus selama mengikuti perpolitikan nasional. Contoh paling kongkrit ketika pilgub jabar dan jatim calon yang diusung PKS lolos sebagai pemenang. Belum lagi dibeberapa daerah diluar jawa, semisal Sumut, jago PKS memenangkan pemilu yang sebelumnya merupakan daerah basis golkar maupun PDIP.


Namun tiba-tiba aroma bau busuk partai yang dikenal bersih ini mencuat manakala Yusuf Supendi melaporkan beberapa pengurus pusat kepada KPK atas dugaan korupsi yang mereka lakukan. Sasaran tembak itu mengarah pada Anis Matta, Hilmi Aminudin, lutfi hasan ishaaq, dan fahri hamzah. Mereka oleh yusuf supendi, ditengarai telah melakukan tindakan penghentian pemeriksaan penggelapan uang oleh anis matta terhadap dana pemilu 1999. “ Dana pemilu itu 94 % merupakan sumbangan dari timur tengah” tutur Yusuf Supendi .


Pengamat menilai konflik ini timbul akibat munculnya polarisasi dalam batang tubuh partai PKS. Menurut beberapa analisis, apa yang terjadi saat ini di PKS merupakan keretakan kubu PK yang diwakili oleh Yusuf S dan kubu PKS yang sekarang berkuasa. Namun dugaan itu ditepis oleh tifatul sembiring, kelompok lutfi Hasan, bahwa tidak ada kubu-kubuan dalam internal partai, partai tetap solid dan satu visi mengawal reformasi.


Namun melihat dari kesungguhan Yusuf Supendi melaporkan kasus ini ke KPK, maka menarik bila kita berasumsi bahwa memang ada gejolak di internal PKS. Yusuf Supendi mengkritik bahwa partainya telah keluar dari jalur partai dakwah yang bersih. Dia menuduh bahwa partainya kini dinahkodai orang-orang yang pragmatis yang tidak sesuai dengan visi awal partai yang memperjuangkan nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu tidak heran bila kebijakan partai selama ini dekat dengan kepentingan fulus. Apalagi Yusuf Supendi menyatakan siap bahkan menantang rifalnya untuk membuktikan semua itu di pengadilan, “ ini bahan awal kami siap membuktikan di pengadilan”tantang nya.


Dengan latar belakang seorang ulama’ yang memiliki akses timur tengah Yusuf Supendi jelas mengetahui setiap dana yang masuk kepartai. Bantuan pendanaan yang dikatakan hampir seratus persen dari Negara arab untuk keperluan operasional pemilu itu tentu saja mengagetkan. Mengingat aturan main pemilu tidak memperbolehkan sebuah partai menerima dana dari luar negeri. Apalagi dana itu justru dipake’ untuk kepentingan individu partai. Inilah yang membuat geram dirinya.


Sementara pihak internal partai menganggap bahwa ada pihak-pihak luar yang berkepentingan terhadap pecahnya PKS. Pihak-pihak ini sengaja bermanufer dengan memanfaatkan kasus pemecatan yusuf supendi. “Ini sengaja agar PKS keluar dari koalisi, sekaligus target menjelang 2014”demikian salah seorang fungsionaris partai. Namun tududan permainan orang luar langsung ditepis.


Sesungguhkan kasus bantuan dana asing bukan hanya terjadi di partai PKS. Sebelumnya partai PD juga diisukan menerima dana dari amerika untuk meloloskan SBY. Hanya saja dana-dana itu tetap tak terkuak kepublik. Pihak akuntan public juga tidak mampu mengaudit dari mana aliran dana-dana pemilu itu. Mungkin saja ketidak mampuan mereka atau juga bagian dari sindikat itu sendiri. Kita yakin kasus itu endingnya tidak seperti yang public harapkan karena semua pegang kartu trufnya masingmasing.Wa Allahu a’lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar