Minggu, 28 Maret 2010

catatan NU pasca muktamar

muktamar 32 dimakasar usai dengan terpilihnya kang said,KH Said Agil siraj, sebagai ketua tanfiziah dan KH Sahal Mahfudz sebagai Rais Aamnya. terpilihnya mereka burdua bukan satu kejutan lebih lebih kiai Sahal. muktamar ini merupakan muktamar pertama setelah wafatnya ulama' kharismatik KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia bahkan mungkin didunia NU sangat vital bagi kelangsungan kehidupan Islam, terlebih selama ini NU sudah sedemikian penting memerankan posisinya segagai representasi islam toleran. untuk ini semua harus mengakui bahwa ini upaya yang telah dirintis oleh Gus Dur sebelumnya. NU yang dulu nothing kini berubah menjadi important thing. tampilnya duet kang said (doktor tasauf umul quro)dan kiai sahal, kiai pesantren yang go public, membawa angin segar bagi konstelasi NU kedepan dalam wacana dan aksi keislaman dalam lima tahun kedepan.
harus diakui selama kepemimpinan KH Hasyim Muzadi, NU cenderung politis. keterlibatan langsung KH Hasyim dalam pilpres 2004 dan dukungan beliau secara instusional kepada yusuf kalla pada pilpres 2009 sangat jelas menunjukkan bahwa aroma politik NU sangat kental. walupun kiprah NU dalam hubungan Internasional dibawah keimpinan beliu juga luar biasa bagus seperti fterselenggaranya konferensi ICIS dijakarta tahun 2009.
yang menarik dari muktamar kali ini adalah tampilnya ulil dalam pencalonan ketua tanfiziah. ulil abshor abdalah, demikian nama lengkap, merupakan cendikiawan NU muda yang berhaluan liberal, pemikiarannya kontrofersial yang mengundang antipati kelompok islam garis keras, bahkan dalam tubuh NU sendiri banyak penolakan terhadap dirinya. ini menunjukkan bahwa pemikiran NU dan pesantren sudah sedemikian dinamis. tingkat resistensi dan alergisitas pesantren terhadap hal yang berbau liberal tidak lagi seekstrem kelompok islam garis keras terhadap kemungkinan pemahaman islam yang progresif. tentu saja bayangan kita kedepan akan terjadi "pembauran" antara anak-anak muda NU yang berkipran dalam kepengurusan NU kedepan. oleh karena itu kita berharap orang macam Ulil dapat terakomodir dalam struktur kepengurusan NU lima tahun kedepan.
namun demikian NU tidak boleh terjebak hanya pada wilayah wacana. harus diakui sampai kini banyak masalah ke-umat-an yang belum tergarap dengan baik. NU dengan basis dukungan masyarakat rural sampai kini belum menyentuh sektor riil kebutuhan steakholdernya. kenyataan dimasyrakat menunjukkan bahwa warga NU adalah mayoritas terbelakang dalam hal ekonomi maupun pendidikan. ada satu anekdot saat Gus Dur menjadi pembicara dalam seminar bersama Amin Rais, ketika itu Amin Rais megatakan bahwa di Muhammadiah sudah banyak Ahli; ahli kedokteran, insinyur, politik,dll, ketika tiba Gus dur tampil mengatakan bahwa di NU juga sudah banyak "Ahli" yaitu "Ahli kubur". hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu beliau menyadari bahwa SDM yang dimiliki NU sangat terbatas. oleh karena itu perlu gerakan massif warga NU dalam segala bidang terutama kaderisasi melalui jalur pendidikan.
demikian catatan ringan saya semoga NU tetap jaya amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar