Kamis, 08 Oktober 2009

Catatan republik gempa.

Gempa kembali mengguncang bumi Andalas. Kali ini tanah minang jadi sasaran amuk. Korban meninggal maupun luka mencapai sekitar 3000an. Paramedis dan bantuan kemanusiaan mengalir meringankan beban psikis yang traumatis warga korban. Sesungguhnya apa yang sedang terjadi dengan tanah air kita seolah berbagai cobaan belum juga reda...
Belum lama dalam ingatan gempa melanda provinsi jabar. Walaupun titik pusat gempa berada disamudera indonesia akan tetapi tetap saja merusak beberapa kota, yang paling parah terjadi dikota tasikmalaya, garut, pengalengan dan cianjur. Jogjakarta untuk keduakalinya diguncang gempa yang justru berkekuatan lebih besar dari yang pertama, meskipun menurut berita terakhir tidak menelan korban sama sekali. Tepat hari raya ied fitri di pulau dewata dikejutkan gempa yang berkekuatan kurang lebih lima skala richter. Warga bali yang saat itu mungkin saja larut dalam suasana hari raya umat islam berlari berhamburan mencari tanah lapang menghindarkan diri dari reruntuhan bangunan rumah-rumah mereka.
Sebenarnya prediksi gempa, baik yang berpotensi tsunami maupun tidak, sudah tersiar pasca tsunami aceh ditahun lalu. Merurut BMG diperkirakan bahwa gempa serupa rentan terjadi di wilayah sekitar pulau Sumatra bagian barat terus merambat melintasi pulau Jawa bagian selatan hingga wilayah Indonesia bagian timur tepatnya ujung selatan pulau Papua. Seolah tinggal menunggu giliran prediksi BMG kini menjadi berita hari hari ini diberbagai media.
Menurut laporan BMG bahwa faktor terjadinya gempa maupun tsunami sebenarnya akibat dari terjadinya pergeseran lapisan lempengan dalam bumi yang berada di lepas wilayah laut. Pergeseran tersebut tentu saja berpengaruh terhadap struktur bangunan tanah yang ada diwilayah daratan. Yang jadi pertanyaan sampai kapan kondisi lapisan lempengan itu kembali stabil mengingat menurut laporan BMG juga indonesia itu berada pada titik pertemuan beberapa zona.
mungkin saat ini hal yang paling mungkin kita lakukan disamping memberikan solidaritas sosial kepada pihak korban adalah menyadari bahwa kemampuan teknologi kita baru sampai pada prediksi kemungkinan terjadinya gempa maupun tsunami. Kita tidak dapat mengantisipasi tanda-tanda bakal terjadinya gempa karena alat yang kita punya terbatas dalam kualitas, kuantitas, maupun SDM kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar